Krisis tampaknya akan terjadi segera, hal ini terjadi akibat lesunya ekonomi dan ber tambah maraknya covid 19. Untuk itu, perusahaan perlu membuat strategi perusahaan menyikapi perkembangan Ekonomi global pada tahun 2020 .

Sebelum tahun 2010 beberapa kawasan dunia mengalami pelemahan ekonomi. Pada awal tahunn2020, korona virus atau yang lebih di kenal dengan nama Covid 19 telah menginfeksi lebih 100 negara. WHO telah mengeluarkan pernyataan bahwa ini menjadi pandemik Global
Ekonomi Global
Serangan virus sudah mencapai 100 negara dan meninggal 40.000 jiwa dengan terinfeksi. Corona telah mengganggu rantai pasok global, menurunkan aktivitas pariwisata, menaikkan harga bahan baku manufaktur dan bahan baku farmasi, mengurangi ekspor seperti sawit, Batubara.
Kondisi semakin perparah dengan adanya perang minyak. Arab Saudi sebagai produsen utama minyak bumi menurunkan harga minyak di bawah USD $30 per barel. Hal ini dapat karena biaya produksi minyak hanya USD $20. Tujuan perang minyak ini untuk “mematikan” shale gas dari Amerika serikat. Shale gas inilah yang menyebabkan harga minyak dunia tidak bisa setinggi periode sebelumnya yaitu USD $ 90 per barel. Biaya pokok shale gas USD 40, sehingga tidak bisa menyaingi harga minyak USD $ 30.
Strategi Perusahaan
Untuk menyikapi kondisi global yang sedang menuju krisis maka perusahaan perlu strategi. Strategi adalah cara mencapai tujuan. Strategi perusahaan utamanya adalah untuk mencapai tujuan, baik itu untuk bisa tetap menghasilkan keuntungan dan atau meningkatkan pertumbuhan. Strategi yang bisa dilakukan perusahaan adalah sebagai berikut:
Safety first.
Selamatkan apa yang sudah pasti, terutama sumber revenue rutin yang sudah ada. Pantau terus kepastiannya, jika ada tanda-tanda menurun perlu segera buat program taktis untuk penyelamatan.
Lakukan stress test
Test seberapa lama perusahaan tahan menghadapi situasi terburuk. Misal perusahaan kimia atau farmasi, seberapa tahan apabila tidak ada bahan baku, karena terganggu akibat corona di China. Apakah perusahaan bisa bertahan tanpa produksi selama 2 bulan, 3 bulan atau bisa sampai 6 bulan. Dari hasil stress test bisa disiapkan hal-hal yang dilakukan untuk mengantisipasi tidak produksi. Seperti sosialisasi kepada semua pihak terutama kepada pegawai. Tindakan ini juga untuk memastikan daya tahan (resilience) perusahaan.
Cash is King
Pastikan perusahaan memiliki cash yang memadai untuk cadangan untuk bertahan. Rinci apa yang saja yang bisa lakukan untuk memperbesar kas perusahaan , misalnya Penagihan piutang atau meningkatkan penjualan tunai. Kas sangat perlu untuk mengantisipasi krisis global yang lebih dalam
Optimakan portofolio product.
Krisis biasa ditandai cash menjadi seret, atau daya beli menurun. Orang biasanya akan membatasi belanja atau turun kelas. Untuk itu perusahaan perlu lebih mensosialisasikan produk yang sesuai dengan kondisi krisis. Apabila diperlukan perusahaan perlu optimal kan produk, dengan memberi alternatif ke pelanggan. Dengan beberapa pilihan termasuk kalau turun kelas perusahaan menyediakan produknya. Kalau belum memiliki bisa juga mengembangkan produk baru yang lebih sesuai dengan kondisi krisis.
New opportuniy.
Mempersiapkan organisasi untuk semakin relevan dengan kondisi masa yang akan datang yaitu menuju advance digital, untuk itu perlu dilakukan review apakah perusahaan sudah mencapai tahap tertinggi atau tahap yang terendah mengenai digital maturity. Saat seperti bisa dipakai untuk berpikir ulang arah perusahaan di masa yang akan datang.
Waktunya asah gergaji.
Krisis mungkin akan mengakibatkan penurunan aktivitas, perusahaan dapat memanfaatkan waktu yang ada untuk memberikan pelatihan kepada karyawan, dalam rangka untuk upskill organisasi bahkan upscale.
Materi ini sebagian besar telah disampaikan dalam sebuah seminar seperti ter saji dalam gambar diatas. Kerja sama BIG Corp sebuah perusahaan Konsultan Manajemen Bisnis dengan Universitas Maranatha.
Semoga Kita Semua bisa melalui situasi ini dengan kuat dan baik. Hubungi kami untuk mendapat informasi lainnya.
Kami sebagai Klien, pernah di bantu konsultan ini, dalam penyusunan strategi, di Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP)